Saat bulan puasa masyarakan
pontianak kalimantan barat mempunyai tradisi unik, yaitu membunyikan
meriam yang beramunisi karbit. Tradisi tahunan ini hanya boleh di
lakukan pada saat bulan puasa, dan pada saat hari jadi kota Pontianak
saja.
Tradisi ini sangat
seru karena yang memainkan bukan hanya anak – anak saja, bahkan
orang dewasa pun ikut ambil bagian dalam memainkan meriam ini .
Sepanjang pesisir sungai kapuas yang merupakan sungai terpanjang di
Indonesia berjajar ratusan meriam karbit , mulai dari berbahan kaleng
bekas, pipa besi, bambu, bahkan kayu balok yang ukuran diameter 1
meter , bahkan 2 meter dengan panjang balok berkisar antara 4 sampai
dengan 6 meter, terbayangkan suaranya sangat nyaring, radius bunyi
nya mencapai puluhan kilometer.
Dan pada saat malam
idul fitri diadakan festival meriam karbit, dengan dekorasi identi
dengan khas suku melayu yang berdomisili di kota pontianak, ribuan
orang menyaksikan even tahunan yang hanya diadakan pada malam idul
fitri, mulai turis lokal, dan turis dari negara tetangga malaysia dan
brunai darusalam bahkan ada juga turis dari eropa dan amerika.
Berbagai macam cara
yang di lakukan masyarakat untuk menonton festival meriam karbit
tersebut, mulai dari menggunakan sampan, motoar air, speedboat,
ponton, dan lain sebagainya.
Penilaian yang di
lakukan dewan juri festival meriam karbit, di lakukan sembunyi –
sembunyi, peserta festival tidak akan tahu siapa juri yang menilai,
ini dilakukan supaya peserta siap dengan acara tersebut, yang di
mulai dari selepas magrib sampai selesai.
Biasanya peraturan
hanyaa boleh membunyikan meriam karbit yang berdiameter 1 sampai 2
meter ini pada H-3 dan H+3 dengan memhabis kan karbin 3 sampai 6
drum.
0 komentar:
Posting Komentar