Tusuk pipi tembus ke
mulut.
Tusuk telinga tembus
ke belakang.
Tusuk lagi.
Tusuk lagi.
Tusuk lagi.
Ajaibnya
tak ada darah yang mengalir di sana. Pernah menyaksikan orang yang
luka tapi tak berdarah? Jangan langsung teringat mantan yang
ditinggal lagi sayang-sayangnya. Sebab ini tidak akan membahas soal
seseorang yang kenangannya tiba-tiba melintas saat hujan tiba. Sebab
hujan itu adalah bentuk banyaknya rindu yang tersimpan untuknya. Eh
jadi bahas mantan dan rindu, berat sekali kayaknya ya.
Daripada
bahas yang berat-berat mendingan bahas Festival Cap Go Meh Singkawang
ya. Siapa yang kemaren ikutan nonton festival di Kota Seribu
Kelenteng yang letaknya tidak begitu jauh dari Pontianak itu? Kalau
Pontianak pasti sudah pada tahulah ya. Sebab menjadi ikonnya
Kalimantan Barat sekaligus ibukota provinsi. Namun sekarang
Singkawang juga menjadi destinasi wisata banyak wisatawan dari dalam
dan luar negeri. Terutama saat tahun baru imlek tiba. Jika dari luar
Kalimantan Anda bisa mendatangi Pontianak dulu dengan naik pesawat,
setelah itu bisa naik kendaraan darat menuju Singkawang.
Selain
wisata alamnya, Wisata Kota Singkawang juga populer dengan wisata Imlek dan Ca Go
Meh-nya. Setiap tahun selalu dirayakan dengan meriah dan mengundang
tatung datang dari berbagai daerah. Saat Cap Go Meh tiba, yang kita
lihat berikutnya adalah hal yang di luar akal sehat kita sebagai
manusia. Siapa di sini yang kalau kena pisau pasti luka dan berdarah?
Pernah ketemu orang yang sudah disayat-sayat dengan pedang atau
parang tapi tak mengalami luka? Bahkan yang lebih ajaib lagi berbagai
benda bisa menembus anggota tubuhnya dan tidak ada darah yang
mengucur di sana.
Pernah
bertemu dengan manusia super seperti itu? Mereka duduk di atas pedang
dengan nyaman. Hari itu, saat hari kelima belas atau Cap Go Meh,
mereka bisa memanggil kekuatan gaib untuk menjadikan mereka manusia
super yang bisa melakukan banyak hal yang melampau batas nalar kita.
Jadi ingin nyanyi, cinta ini, kadang-kadang tak ada logika.
Benar
sekali, hari kelima belas adalah hari di mana kita akan kehilangan
logika kita.
Mungkin
kita akan bertanya-tanya dengan diri kita sendiri, benarkah apa yang
sedang kita lihat hari ini? Benar adanya. Sebab hari itu, kita
menyaksikan hal yang sama seperti lautan manusia lain yang memenuhi
jalan raya di Singkawang. Semuanya ingin menyaksikan hal yang sama.
Melihat manusia-manusia super itu memamerkan kekuatannya. Hanya satu
hari saja, mereka menjadi orang yang berbeda. Orang yang disebut
sebagai tatung. Orang yang dimasuki kekuatan gaib dan melakukan
berbagai atraksi yang tak masuk di akal kita.
Bagaimana
mungkin?
Itu
yang akan kita tanyakan pada diri kita sendiri saat melihat bagaimana
mereka memperlihatkan kekuatan supernya. Mereka memang tak bisa
terbang, tapi lihatlah, mereka menantang ketidakmasukalan. Hanya di
Singkawang, kita bisa melihat ribuan orang melakukan hal tak masuk
akal itu secara bersama-sama.
Beranikan
diri saat menyaksikannya sebab atraksi ini bukan atraksi biasa. Bukan
sekadar musikal, teatrikal, ataupun drama kolosal. Itu pertunjukan
yang menyatukan dua alam. Alam gaib dan alam nyata. Akal sehat dan di
luar nalar manusia. Di hari itu kita juga menyaksikan 12 naga warna
warni yang dibakar untuk mengembalikannya ke nirwana, sebab waktunya
sudah habis untuk berada di Bumi.
Hanya
15 hari batas mereka mampir ke Bumi ini. Ikut merayakan tahun baru
bersama manusia. Kekuatan-kekuatan gaib ikut turun menjemputnya.
Atraksi ini bisa menakutkan buat sebagian orang. Bisa juga terlihat
menyenangkan. Tinggal kita melihatnya dari sudut pandang yang mana.
Ingin
melihat hal yang sama? Yuk tahun 2020 nanti datang ke Singkawang dan
saksikan Festival Cap Go Meh yang lebih meriah dari tahun ini.
Pastikan sudah melupakan yang nama logika ya. Karena hari itu adalah
hari kita tak perlu banyak menggunakan logika. Semuanya benar-benar
tak masuk di akal manusia.
Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Menulis Blog "Generasi
Pesona Indonesia Kota Singkawang 2019" yang diselenggarakan oleh
Generasi Pesona Indonesia Kota Singkawang
0 komentar:
Posting Komentar